Jumat, 24 Juni 2016

Waktu yang Kedua

Tuhan selalu punya cara untuk menambah rasa. Siapa sangka kita akan bersua setelah sekian lama ternyata kita saling berprasangka. Hanya beberapa menit adegannya, tapi benar seperti yang terduga. Senyum kita terlalu bermakna.
Benar sekali jika waktu cukup punya kuasa; tentu melalui tuannya. Waktu membuat kita bertemu, saling memadu, diam-diam menanam rindu, menjadi candu, lalu cemburu, lalu beradu, lantas bisu dan memilih berlalu. Selama jauh berlalu, ternyata kita banyak menyimpan tanya juga dusta. Haha, ini menjadi menyenangkan sekarang. Karena aku bisa mengadu untuk kenang yang usang, untuk rasa yang hanya aku punya. Mengadu kepada salah satu tuannya masa laluku.
Satu hal tak terbantah, setiap manusia punya posisi dan porsi sendiri di hati. Aku padamu, begitu pula kamu padaku. Untukku, sudah kupahami dan akui bahwa posisimu takkan bisa diganti oleh pemilik hatiku; nanti. Ini bukan tindakan selingkuh, aku pastikan. Karena setiap insan punya cara berbeda dalam proses pendewasaan. Dan kamu salah satu caraku untuk tumbuh.
Terima kasih sudah menjaga kenangan tumbuh kembang kita. Jagalah rasa yang tersisa sampai perlahan dipahat usia. Tenang saja, aku akan selalu berusaha bahagia. Sekali lagi terima kasih sudah selalu setia untuk ada, walau rahasia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar